Apa itu prinsip neurotik? Ya, sebagian orang pasti kurang begitu paham saat mendengar istilah neurotik. Orang awam mungkin tidak mengenal hal ini selain orang-orang yang belajar di bidang medis. Neurotik sendiri merupakan cabang ilmu medis yang banyak dipelajari untuk memahami kerja otak dengan isu sosial mengenai penyakit, normalitas, gaya hidup, kematian, dan filosofi kehidupan.
Apa Saja yang Masuk dalam Ranah Neurotik?
Neurotik disebut para ahli merupakan cabang ilmu bioetik atau cabang ilmu yang mengaitkan antara moral dan etika dengan ilmu pengetahuan dan layanan kesehatan. Istilah bioetik sendiri dicetuskan awal 70an yang mulai berkembang seiring perkembangan teknologi canggih. Hal ini pula yang membuat neurotik semakin terkenal pula.
Pada tahun 2002 lalu, William Safire memperkenalkan istilah neurotik dan pertama kali digunakan secara resmi pada pertemuan internasional bertema Neurothics:Mapping the Field.
Prinsip neurotik awalnya digunakan dalam ilmu sistem saraf hingga berkembang dalam bidang lain seperti psychosurgery, implantasi otak, pencitraan otak, neurostimulasi dan biomarker. Hal penting yang menjadi pusat perhatian bidang ilmu ini adalah pengolahan emosi dan kemampuan kognitif yang berpusat pada otak. Area yang menjadi pusat tersebut adalah korteks prefrontal, amigdala serta sistem saraf di otak lain.
Pro Kontra Prinsip Neurotik dalam Kesehatan
Di bidang medis, prinsip neurotik diterapkan menggunakan peralatan canggih untuk memeriksa kondisi otak pasien seperti functional neuroimaging. Meski tujuan utama sang dokter untuk mengetahui kondisi pasien secara pasti, penggunaan alat ini menimbulkan pro dan kontra. Masih ada banyak perdebatan yang menyebutkan bahwa prosedur pemeriksaan otak bisa mengganggu privasi pasien yang tersimpan dalam organ vital tersebut.
Pembahasan prinsip neurotik ternyata tidak hanya digunakan dalam ilmu kesehatan saja namun mencakup persilangan berbagai ilmu pengetahuan. Neuroteknologi, neuroekonomi, neuromarketing dan lain-lain merupakan hasil dari perkembangan cabang ilmu satu ini. Di Indonesia sendiri, pembahasan ilmu ini masih terkait diskusi akademis saja alias tidak diterapkan secara langsung.
Perlu sinergi kuat dari pemerintah bersama para pakar ilmu pengetahuan, masyarakat serta pihak yang berkaitan untuk menentukan strategi efektif mempelajari prinsip neurotik ini. Ilmu neurotik ini diharapkan bisa memberikan manfaat di segala bidang tanpa membahayakan nyawa.
Nah, apakah Anda tertarik mempelajari pembahasan dan pembelajaran neurotik sesuai dengan kemajuan neuroteknologi?